Senin, 03 Mei 2021

Pacaran atau eksistensialiasme

 Pacaran, kata yang tentunya taka sing lagi bagi kaula muda masa kini, pacaran dalam era globalisasi ini sudah tidak pandang negative lagi bagi para kaula muda yang memang sangat senang membagi kasih, membagi cinta pada setiap lawan jenis yang mereka kagumi. Seorang cewek maupun seorang cowok bisa pacaran karena ada banyak factor.

Salah satu factor yang paling menentukan dalam pacaran tentu masalah kecocokan, kecocokan hati dan semua yang melekat pada diri sang lawan jenis tentunya, cinta adalah factor yang bisa dikatakan sebagai alas an pertama dalam menjalin sebuah hubungan antara lawan jenis tersebut. Cinta membuat segalanya seakan berakhir, hidup hanya milik berdua, bahkan hidup si cewek atauun si cowok bergantung satu sama lainya.
Cinta memang dapat merubah segalanya, membuat yang merah menjadi putih, dingin menjadi panas, panas yach “ jika salju turun aku tak akan pernah kedinginginan, sebab api cintaku padamu telah menghangatkan seluruh tubuhku” yach begitulah kadang rayuan gombal sang cowok agar tetap mendapakan simpati si cewek, kalau cewek yang suka rayuan-rayuan seperti itu sudah pasti takluk.cinta memang aneh bukan, apalagi pacaran yang begitu serius.
Pacaran yang serius inilah yang kadang membuat sesorang cewek ataupun cowok harus rela kehilangan jadi diri mereka, sebab semua waktu dan ruang yang ada hanyalah untuk mengerti satu sama lain. “ hidupku, matiku akan kupersembahkan padamu sayangku” yah sampai sebegitunya kata-kata itu muncul dari mulut salah satu pasangan kekasih.
Namun jika kesetian menjadikan diri kita kehilangan jati diri kita sendiri, kebebasan kita sendiri, bukankah itu hal yang sangat lucu. Bagimana mungkin eksistensi kita di tutupi atau bergantung pada orang lain, tentu ini menjadi sebuah fenomena yang serius  untuk dikaji dari aliran eksistensialisme tentunya, eksitensialisme adalah aliran yang menitikberatkan pada kebebasan jari kodrat.
Kata dasar eksistensi (existency) adalah exit yang berasal dari bahasa latin yang berarti keluar dan sister yang berarti berdiri. Jadi eksistensi ialah berdiri dengan keluar dari dirinya sendiri, pokok pemikiran kaum eksistensi disini adalah manusia harus menempatkan diri diluar dirinya sendiri, manusia selalu dalam proses menjadi, Sartre menyatakan bahwa hakekat beradanya manusia bukan etre (ada) melaikan a etre (akan atau sedang), jadi manusia selalu dalam keadaan membangun ada nya.
Sejak munculnya filsafat eksistensi, cara wujud manusia menjadi tema sentral pembahasan filsafat, manusia selalu di jadikan subyek atas segala hal di dunia ini, subyek artinya yang sadar, menyadari, barang-barang yang disadarinya di sebut objek. Manusia seharusnya sadar akan keberadaanya sender dan mengerti bahwa dirinya adalah subyek dari segala.
Jika konsep filsafat eksistensialisme kita benturkan terhadap situasi dimana manusia merajut kasih yng berlebihan seperti diatas, apakah mereka sadar bahwa mereka adalah subyek dari segala di bumi, jika eksistentsi mereka sendiri masihbrgantung bahkan tertutupi oleh orang lain, bisakah mereka menjadi subyek atas dirinya sendiri. Sangat ironis memang jika manusia yang di sebut-sebut sebagai subyek di dunia ini, tapi mereka menggantungkan eksistensi mereka sendiri pada orang lain yang notabene nya mereka berkuasa atas diri mereka sendiri.
Jika kit ingin terbang maka kepakanlah sayap sekuat mungkin, bukan menunggu orang lain merangkul kita, kenapa pacaran sampai menutupi eksistensi kita sendiri, lagi pula dunia ini bukan hanya lingkaran piring yang sempit, kita harus bisa begerak, mengada atas keinginan dan kekuatan diri kita sendiri, seperti pokok ajaran Nietzshe yaitu kita harus mempunyai hasrat untuk berkuasa (THE WILL TO POWER), tentu berkuasa atas diri kita sendiri tentunya.
Jika berkuasa atas diri sendiri saja kita tidak mampu, bagaimana mungkin kita bisa mengada, bukan berkuasa malah dikuasai, fenomena pacaran yang berlebihan tersebut bisa kita sebut Absurd (tidak masuk akal), tentu kita takkan terus saja terjebak dalam kondisi seperti ini, kita harus keluar dari kondisi sedemikian agar kita dapat mengada bukan hanya ada

Selasa, 20 April 2021

Itukah kamu?

     Malam itu, ketika aku duduk di kedai kopi dekat trotoar jalan, sayupnya angin menembus dinding pori-pori kulitku. Aku tak menyangka akan bertemu dirimu, kau datang dengan membawa senyum manismu, dan tak lupa kau bawa serta lesung pipimu yang membuat dunia seperti milikmu seorang. Kau duduk, bercengkrama ria, saling melempar senyum, sementara aku hanya melihatmu dari kejauhan, memperhatikan segala gerak-gerik manjamu. Aku memang tak akan pernah bisa menyapamu, apalagi menyentuh tanganmu yang mungil nan halus itu. Aku tau, aku takkan mampu menjadi apa-apa, sementara kau punya segalanya, lelaki kecil ini hanya ingin satu hal dari dirimu, aku hanya ingin kau memperhatikanku, layaknya aku selalu mengagumimu, memperhatikanmu, dan menemaniku dalam suasana yang ramah ini. Mungkin itu hanya mimpi bagiku, khayalan yang tak pernah terealisasikan, seperti teori yang lepas dari praxis-nya. Kau lagi-lagi tersenyum diiringi hembusan angin yang sepoi-sepoi, aku hanya memangdangmu sekilas, seakan tak ingin melawatkan senyum itu, kau memang sekali-kali memandang kearahku, namun hal itu tak lantas menajadikanku besar kepala, karna kau memandangku dengan mata yang bersinar, tapi tanganmu tak pernah lepas dari cengkraman, ironis sekali. Jauh dari pandanganmu aku tetap tersenyum, melihatmu tertawa lepas, aku merasa senang melihatmu bahagia, bahkan perasaanku begitu lepas ketika aku melihat senyummu, karna melihat senyummu adalah karunia terbesar dalam hidupku. Seakan separuh beban dalam hidupku terhapus oleh senyummu, padahal kau tak tau apa beban dalam hidupku selama ini. Hari terus berlalu dan kenangan di kedai kopi itupun masih lekat dibenakku, seakan tak mau terhapus dari ingatanku. Entah mengapa kau seakan-akan amatlah cocok dengan semua konsep kebahagiaan, kesenangan dan segala bentuk keindahan yang ada di dalam ide ku. Segala konsep ideal itu ada padamu. Kau adalah bagian dari relaitas yang di tarik dari konsep bawaanku, materi yang amat sempurna dalam kenyataan pikiraanku, entah bentuk materi seperti  apa dirimu, sehingga konsep ideal dalam kepalaku mengatakan bahwa kau adalah materi yang selama ini aku cari, kau mempunyai bentuk yang amat sederhana, tapi esensimulah yang membuatmu menjadi materi yang sempurna dalam konsepku tentang keindahan. Entah hal apa yang dapat aku abstraksikan untuk menggambar keindahan dirimu, karena kata cantik, manis, anggun, dan seluruh kata akan keindahan tak akan dapat menggambarkan kesempurnaan yang ada pada dirimu. Kau seperti menghipnotis mataku, menghilangkan akal sehatku yang ku lihat adalah sang pencipta, tuhan hadir dihadapanku ketika aku melihat tertawa dan tersenyum, karena ketika kau tersenyum aku percaya, bahwa adanya dirimu adalah bentuk manifestasi dari dzat tuhan. Aku kembali melihatmu di sebuah persimpangan yang ramai, mungkin suasana tak seindah tempo hari, kita berjumpa di tengah-tengah keramaian dimana sebagian mahasiswa yang berlalulang melakukan aktivitas yang biasa mereka gulati. Namun dari sekian aktivitas mahasiswa yang sedemikian banyak, hanya aktivitasmuu yang paling menarik perhatianku, kau tersenyum kembali padaku, tatapanmu seakan menuduhku dengan sorot yang yang begitu tajam dan menghakimi perasaanku. Aku tak tau sampai kapan aku harus seperti ini, menahan semua perasan yang  bergejolah dalam hati kecil ku. Apakah ini yang dinamakan cinta?,  atau hanya nafsu belaka, entahlah aku dibuat pusing oleh pertanyaan-pertanyaan itu. Sampai kapan aku harus memikirkanmu, memandangmu dari kejauhan. Bagaimana mungkin aku menanyakan siapa dirimu sebelum aku paham siapa diriku. Seperti layaknya Descartes, dia menayakan siapa dirinya dan meragukan dirinya, sebelum dia berusaha melihat dan menyakan siapah Tuhanya. Mungkin akupun harus demikian, aku harus bertanya siapa saya ?. sebelum saya berani menanyakan siapa kau dan perasaan apa yang terjadi ketika aku melihat senyum yang merona di bibirmu dengan lesung pipi yang begitu menggoda.....

SEL.03.2-T5-8 Aksi Nyata - Perangkat Web dalam Pembelajaran

Nama    : MUHAMMAD YUNUS NPM     : 236600428 Mahasiswa yang berbahagia, setelah mempelajari semua materi pada unit ini “perangkat web dalam ...