Senin, 26 Februari 2024

Koneksi Antar Materi Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya Topik 2 Filosofi Pendidikan


Menurut KHD, pendidikan adalah memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan menciptakan ruang bagi peserta didik untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun peserta didik menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa diperintah oleh orang lain. KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini  menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya peserta didik di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan peserta didik di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur.

Mengenai pendidikan dengan perspektif global, KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik.

Kemampuan kodrat manusia atau individu yang berkaitan dengan bagian biologis dan berperan menentukan karakter seseorang disebut dengan budi pekerti. Menurut KHD, watak atau budi pekerti adalah kodrat setiap manusia, sehingga sebagai pendidik perlu memahami kodrat itu dan dapat mengimbangi tumbuhnya kecakapan budi pekerti murid dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dialaminya. Pendidik harus mampu memahami kemampuan kodrat anak atau murid sebagai individu yang sadar mampu memikirkan, memahami, merasakan, berempati, berkehendak, dan bertindak semestinya, agar murid mampu berefleksi dan memberikan makna dari pengalaman-pengalamannya untuk mengenal dirinya sehingga murid dapat menjadi manusia atau individu yang merdeka dan berakal budi yang dapat menentukan keberadaan dan jati dirinya.

Dalam mengembangkan peserta didik sesuai kodrat dan potensinya, peserta didik harus dituntun dengan kasih sayang yang tulus mendampingi merawat dan menjaganya serta doa dan harapan untuknya (sistem among). Sistem Among adalah suatu metode pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran yang dikenal dengan ingarso Sung tulodo, ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Sistem Among didasarkan pada dua hal yaitu kodrat alam sebagai syarat untuk mencapai kemajuan pendidikan sesuai dengan potensi murid dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin peserta didik hingga dapat mencapai selamat dan bahagia.

1.   Apa yang anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum anda mempelajari topik ini?

Sebelum mempelajari topik ini, saya percaya bahwa peserta didik dianalogikan sebagai teko kosong dan tugas seorang guru untuk mengisi penuh teko tersebut dengan apapun, bisa air putih, teh, jus, dan sebagainya. Analogi lain, yaitu peserta didik dianalogikan sebagai suatu kertas kosong sehingga guru bebas menuliskan, menggambarkan, membentuk kertas tersebut dengan kehendaknya. Sebelum mempelajari topik ini, saya memaknai pembelajaran merupakan proses seorang guru dalam mengisi teko yang kosong tersebut dengan menuntut peserta didik untuk paham terhadap apa yang telah disampaikan oleh seorang guru, dituntut untuk memperhatikan, mendengarkan, menyimak, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, mendapatkan nilai yang bagus, dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.

2.  Apa yang berubah dari pemikiran anda atau perilaku anda setelah mempelajari topik ini?

Namun, setelah mempelajari topik ini saya menjadi sadar bahwa pendidikan merupakan proses menuntun segala kekuatan/ potensi yang dimiliki peserta didik sesuai kodrat alam dan zamannya, memperbaiki lakunya sehingga memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Peserta didik merupakan kertas yang sudah memiliki garis-garis samar dan tugas seorang pendidik adalah membantu/ memfasilitasi peserta didik dalam menebalkan garis samar yang telah ada untuk memperbaiki lakunya dan menjadi manusia seutuhnya, bukan kertas kosong yang bebas digambar sesuai keinginan orang dewasa. Dalam proses menebalkan garis tersebut, tentu bukan hanya tentang kognitif namun disertai dengan pendidikan kultural. Setelah mempelajari topik ini juga, saya sadar bahwa proses pembelajaran yang baik adalah yang mampu memerdekakan serta memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik disematkan pula dengan sosial budaya di daerah setempat (pendidikan berdiferensial dan sosiokultural) sesuai kodrat alam dan zamannya.

3.  Apa yang dapat segera anda terapkan lebih baik agar kelas anda merefleksikan pemikiran KHD?

Dalam merefleksikan pemikiran KHD, di dalam kelas dapat saya terapkan hal-hal berikut:

1.     Menerapkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik, berdiferensial, dan sosiokultural.

2.     Menerapkan Ing Ngarso Sungtolodo, Ing Madya Mangunkarso, dan Tut Wuri Handayani.

3.   Menuntun tumbuh kembangnya potensi yang dimiliki peserta didik sesuai kodrat alam dan zamannya untuk memperbaiki lakunya supaya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

4.      Mengenalkan sosial budaya di daerah setempat.

Kamis, 22 Februari 2024

AKSI NYATA PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL TOPIK 2

1. Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?

Hal yang saya pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran adalah mengenaimaksud dari topik ini, baik terkait dengan implementasi konsep dasar perspektif sosiokultural dalam dunia pendidikan danjuga mengenai dampak atau implikasinya dalam dunia pendidikan sepertiapa. Pertanyaantersebut semula menjadi tanda tanya dalam diri saya.Hal ini dikarenakan jika mendengar mengenai sosiokultural sudah sering kali tidak asing di telinga namun terkait dengan pengimplementasiannya hal tersebut masih menjadi sebuahtanda tanya di awal sebelum pelaksanaan pembelajaran mengenai topik ini dimulai. Setelah saya mempelajarinya ternyata topik ini sangat penting untuk mendukung peran saya nantinya sebagai seorang guru profesional yang harus memahami peserta didik dari berbagai sisi latar belakang yang beragam.

2. Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?

Saya mendapatkan banyak pengetahuan setelah mempelajari topik ini yakni terkait dengan konsep dasar perspektif sosiokultural dalam dunia pendidikan. Saya mendapatkan suatu hal yang cukup membuka wawasan saya bahwa untuk menjadi seorang pendidik yang profesional tidak hanya dilakukan dengan sekedar menyampaikan materi, memberikan tugas, dan selesai. Melainkan dengan perlu adanya pemahaman terhadap peserta didik, baik dari sisi karakteristik latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Hal tersebut ternyata memberikan implikasi terhadap pelaksanaan pendidikan terutama di Indonesia. Salah satu pembahasan di topik 2 ini adalah terkait dengan status sosial ekonomi (SES) yang memberikan pengaruh terhadap pendidikan serta pola interaksi antara orang tua dan anak, perbedaan latar belakang budaya memberikan hasil yang berbeda terhadap pola interaksi tersebut. Dari hal itu maka dapat diketahui bahwa untuk menjadi seorang guru maka diperlukan upaya untuk dapat memahami karakteristik setiap peserta didik dari sisi latar belakangnya, hal tersebut bertujuan untuk mengimplementasikan pendidikan yang berpihak serta berpusat kepada peserta didik.

3. Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?

Pada ruang kolaborasi yang saya pelajari lebih lanjut dengan rekan-rekan adalah terkait dengan faktor-faktor sosiokultural yang memberikan pengaruh terhadap pendidikan. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah terkait dengan faktor latar belakang sosial, ekonomi, politik, dan juga budaya. Faktor-faktor tersebut akan memberikan perbedaan implikasi terhadap masing-masing individu. Sehingga hal tersebut juga akan memberikan pengaruh pada kemampuannya dalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga di dalam ruang kolaborasi ini kami berdiskusi mengenai faktor-faktor latar belakang tersebut dan bagaimana sebagai seorang pendidik yang profesional dapat memberikan tuntunan bagi seorang peserta didik yang memiliki keberagaman latar belakang tersebut sehingga tetap dapat mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Sebagai salah satu contohnya adalah terkait dengan analisis “Ray sang Pecandu Game Online” dari contuh kasus tersebut dapat diketahui bahwa kecanduan bermain game online terkadang tidak disadari oleh anak melainkan lingkungan sosial yang merasakan perubahannya seperti orang tua. Sehingga sebagai seorang guru menjadi salah satu kewajiban untuk mengingatkan dan menuntun anak tersebut agar dapat mengurangi intensitasnya dalam bermain game online. Berdasarkan contoh kasus tersebut saya dan rekan-rekan juga berdiskusi mengenai peran kami sebagai seorang calon pendidik yang tidak menutup kemungkinan nantinya kami akan menghadapi masalah atau kasus serupa mengenai anak yang kecanduan game online dengan adanya topik bahasan ini, saya dan rekan-rekan satu kelompok menjadi memiliki gambaran bagaimana harus menghadapi kasus tersebut.

4. Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Hal penting yang saya pelajari dari proses demonstrasi kontekstual adalah jika ditinjau dari sisi materi, maka saya mempelajari banyak hal terkait dengan perbedaan karakteristik peserta didik dari berbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang dapat memberikan implikasi terhadap pelaksanaan pendidikan. Selain itu juga saya menjadi memahami bahwa untuk melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik, seorang guru harus memahami perbedaan karakteristik dari didik sehingga dengan demikian dapat selaras dengan konsep merdeka belajar karena akan sesuai dengan minat dan gaya belajar peserta didik. Sementara itu saya juga telah menerapkan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan rekan-rekan saya yang memiliki berbagai macam latar belakang baik secara sosial maupun budaya, ada yang berasal dari Lamongan, Lumajang bahkan Mojokerto. Dengan demikian maka hal tersebut mengajarkan saya untuk dapat memiliki sikap toleransi dan memahami perbedaan tersebut sehingga jika terdapat perbedaan pendapat hal tersebut bukan sebagai alat untuk terpecah melainkan sebagai bentuk sikap daling menghargai dengan sesama anggota kelompok yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk dapat menyatukan pendapat atau suara dengan saling berkomunikasi dan menghargai pendapat.

5. Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?, Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?, Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Sejauh ini pengetahuanyang telah saya pahami mengenai topik ini adalah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang baik diperlukan pemahaman terhadap peserta didik baik dari sisi karakteristik hingga latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda. Sebelumnya saya beranggapan bahwa sebagai seorang guru dapat langsung menentukan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tanpa melihat latar belakang peserta didik, tetapi setelah saya mempelajari materi pada topik ini saya menjadi lebih memahami bahwa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang baikperlu dilakukan denganmpembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik pula. Terlebih pada topik kedua ini juga membahas dan mempelajari mengenai Status Sosial Ekonomi (SES) sehingga menambah pemahaman saya bahwa hal tersebut sangat memberikan pengaruh terhadap pendidikan dan kemampuan seseorang. Berdasarkan pada materi yang telah saya pelajari, saya masih ingin mempelajari lebih lanjut mengenai Status Sosial Ekonomi dan juga pengaruh pola interaksi orang dewasa dan anak-anak yang berpengaruh terhadap pendidikan. Selain itu juga saya ingin mempelajari lebih lanjut mengenai multikulturalisme yang ada di Indonesia dan bagaimana dampaknya multikulturalisme terhadap pendidikan di Indonesia serta kebijakannya.

6. Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?

Yang saya pelajari dari koneksi antar materi adalah, setiap mata kuliah saling terkait antara satu dengan yang lain seperti halnya adalah mata kuliah perspektif sosiokultural dengan mata kuliah pembelajaran berdiferensiasi dan pemahaman peserta didik. Hal ini dikarenakan menurut saya dari perbedaan latar belakang peserta didik dari sisi sosial,budaya, ekonomi, dan politik maka akan guru harus menciptakan pembelajaran yang berdiferensiasi untuk memfasilitasi perbedaan yang terdapat pada peserta didik. Baik perbedaan dari sisi aspek konten materi, produk, proses pembelajaran, atau bahkan lingkungan belajar, hal-hal tersebut perlu untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Hal tersebut juga sekaligus bentuk pemahaman  terhadap  peserta  didik  dan pembelajarannya, sehingga rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat nantinya dapat sesuai dan selaras dengan kondisipeserta didik dan kebutuhan peserta didik.

7. Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?, Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?, Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal.

Manfaat pembelajaran ini bagi kesiapan saya untuk menjadi seorang guru adalah sangat bermanfaatkarena pengetahuan ini akan menjadi bekal bagi saya dalam menghadapipeserta didik yang memiliki keberagaman latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Ketika saya telah memilikipengetahuan mengenai perbedaan karakteristik pada peserta didik, maka secara otomatis saya dapat memahami dan mencoba menyusun rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan berorientasi pada peserta didik Selain itu saya menilai kesiapan saya saat ini dari skala 1-10 yakni berada pada angka 6. Hal ini dikarenakan saya masih perlu memahami lagi mengenai materi perspektif sosiokultural, saya merasa bahwa perlu adanya pendalaman lebih lagi mengenai materi yang saya pelajari agar menjadi lebih baik. Sehingga dalam hal ini yang perlu dipersiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkan dengan optimal adalah dengan mempelajari konsep materi yang harus dilakukan secara berkelanjutan yang bertujuan agar pemahaman yang dimiliki selalu upgrade, sebab sebagai seorang guru mengetahui info terkini mengenai segala sesuatu yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran adalah hal yang penting.

Kamis, 15 Februari 2024

PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA


AKSI NYATA

TOPIK 1

 

1. Mulai dari diri

Sebelum memulai proses pembelajaran, hal yang saya pikirkan adalah bagaimana ilmu yang di peroleh saat mempelajari perspektif sosiokultural dapat saya terapkan ketika saya berada pada situasi dimana saya menghadapi peserta didik dengan latar belakang, social, budaya yang berbeda-beda.

2. Eksplorasi konsep

Pada topik ini yang saya temukan adalah adanya pengaruh faktor social, budaya, ekonomi dan politik dalam proses pendidikan dari zaman sebelum merdeka hingga saat ini. Dimana sejarah perjalanan pendidikan sebelum kemerdekaan, pendidikan yang diberikan tidak  untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia akan tetapi membentuk  mereka menjadi seseorang yang dapat di manfaatkan untuk  kepentingan pemerintahan Jepang maupun Belanda. Pada masa itu juga, Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan di Indonesia mendirikan sekolah Taman Siswa dengan tujuan ingin memajukan pendidikan di Indonesia hingga saat ini setelah Indonesia Merdeka, walaupun dalam prosesnya pendidikan Indonesia tidak terlepas dari pengaruh faktor social, budaya, ekonomi dan politik.

3. Ruang kolaborasi

Pada bagian ini kami di sajikan lima buah video yang kami tonton secara bersama sama. Hal yang saya dan rekan-rekan saya peroleh setelah menonton video tersebut adalah masih adanya ketidakmerataan pendidikan di Indonesia terutama di daerah-daerah terpelosok yang sarana dan prasarana penunjang pendidikan masih minim seperti bangunan sekolah, tenaga pendidik dan lain sebagainya, sehingga ada beberapa daerah anak anak hanya bersekolah sampai tingkat SD saja, dan mereka banyak belajar melalui alam. Akan tetapi, pemerintah daerah maupun kota berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah pelosok melalui dikirimkannya pengajar muda yang berasal dari kota untuk mentrasfer ilmu baru seperti belajar Bahasa asing dan belajar menggunakan media-media interaktif kepada anak-anak disana, yang memberikan dampak kepada bersemangatnya anak-anak  untuk belajar sehingga dapat mengasah bakat mereka dan bersaing dengan anak-anak yang berada di kota.

4. Demontrasi kontekstual

Hal penting yang saya pelajari dari proses demonstrasi kontekstual adalah saya dan rekan-rekan saya saling berdiskusi mengemukakan pendapat yang berbeda beda sehingga mencapai satu pemikiran yang kami tuangkan untuk menyelesaikan tugas kami secara bersama-sama. Selain itu saya dan rekan-rekan saya saling belajar bagaimana mempresentasikan hasil yang kami buat sehingga rekan-rekan kami yang mendengarkan dapat memahaminya, selain itu saya dan rekan-rekan saya saling membantu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh rekan-rekan kami yang lain.

5. Elaborasi pemahaman

·       Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini? Bahwa pendidikan multikulturalisme menanamkan pentingnya menghargai heterogenitas baik suku, budaya, etnis dan sebagainya. Dengan kata lain bahwa setiap peserta didik itu memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga dalam proses pembelajaran menekankan pada prinsip kebersamaan saling menghormati, menerima dan menghargai perbedaan.

·  Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai? Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menyesuaikan kondisi lingkungan atau kondisi sosiokultural yang terdapat di Sekolah. Hal ini bertujuan agar guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kondisi sosiokultural yang ada agar kebutuhan peserta didik selama proses pembelajaran dapat  terpenuhi.

·    Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah bagaimana cara menerapkan konsep-konsep dalam perspektif sosiokultural ini dalam merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran yang dapat mendukung keberagaman peserta didik dalam proses pembelajaran.

6. Koneksi antar materi

Mata Kuliah perspektif sosiokultural ini memiliki keterkaitan dengan mata kuliah lainnya seperti mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia yaitu Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang di pengaruhi oleh faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik, sehingga kita sebagai guru harus menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan latar belakang yang dimiliki oleh peserta didik. Dan kaitan dengan mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran adalah Peserta didik memiliki latar belakang sosial, budaya, ekonomi dan politik yang berbeda-beda sehingga guru harus memahami karakter peserta didik dengan baik agar terciptanya pembelajaran yang efektif.

7. Aksi nyata

·    Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru? Manfaat saya mempelajari topik ini untuk kesiapan saya menjadi guru adalah saya sebagai guru harus siap menjadi mediator dalam mengembangkan pengetahuan peserta didik dengan menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan juga dalam prosesnya saya harus menyesuaikan dengan keadaan sosial budaya lingkungan belajar peserta didik.

·     Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya? Kesiapan saya dalam mengahadapi peserta didik dengan keberagaman mereka adalah alasannya karena saya belum secara langsung mengimplementasikan konsep yang saya pelajari tentang sosiokultural ini dan juga saya belum mengetahui kondisi peserta didik secara langsung sehingga masih butuh waktu bagi saya untuk mengamati latar belakang peserta didik yang berbeda-beda dan juga memperoleh ilmu yang lebih lagi tentang sosiokultural yang akan saya pelajari pada topik-topik berikutnya.

·   Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal? Menambah pengetahuan saya mempelajari konsep-konsep sosiokultural lebih mendalam dengan melaksanakan kegiatan kuliah dan melaksanakan tugas secara optimal sehingga saya mampu mengimplementasikan ilmu yang saya peroleh saat saya menjadi guru professional nantinya.

SEL.03.2-T5-8 Aksi Nyata - Perangkat Web dalam Pembelajaran

Nama    : MUHAMMAD YUNUS NPM     : 236600428 Mahasiswa yang berbahagia, setelah mempelajari semua materi pada unit ini “perangkat web dalam ...